Keok Debat Di ILC, Denny Siregar Salahkan Karni Ilyas

Usai kalah telak alias ‘keok’ karena pertanyaannya di jawab dengan luas oleh alumni 212, penggiat media sosial, Denny Siregar menuliskan curhatannya di akun facebook pribadinya.

Loading...

Ia menjelaskan tentang bagaimana dirinya saat berada di program talkshow Indonesia Lawyers Club (ILC), serta tanggapannya tentang program tersebut.

Seperti diketahui, Denny menjadi salah satu narasumber dalam ILC bertajuk bertajuk ‘212: Perlukah Reuni?’ di TV One, Selasa (5/12/2017).

Berikut postingan Denny:

“SECANGKIR KOPI DI ILC..

Tidak mudah memang berada dalam ruang bernama ILC kemaren..

Saya terbiasa nervous di awal ketika menjadi pembicara dimana saja dan biasanya mulai panas sesudah 20 menit dan bisa berbicara selama 2 sampai 4 jam.

Kenapa lebih mudah menjadi pembicara daripada tampil di ILC ?

Karena menjadi pembicara adalah panggung sendiri, bukan panggung banyak orang. Ketika berada satu panggung dengan banyak orang, maka disini dibutuhkan kontrol emosi yang kuat untuk mempersilahkan orang lain bicara menyampaikan pikiran2.

ILC adalah panggung dengan pembicara sebanyak 10 orang. Bayangkan, bagaimana 10 ego dikumpulkan dalam satu ruangan..

Yang terjadi memang yang menang adalah yang belakangan komentar. Karena dia bebas mengomentari orang lain berdasarkan komentar orang tersebut, tanpa harus memikirkan balasan komentar.

Jadi saya bisa mengambil kesimpulan, Prof Mahfud lah bintangnya, karena dia mendapat giliran terakhir dengan menggepuki semua komentator berdasarkan komentar2 mereka dan tidak mendapat komentar balasan. Ia yang mengambil kesimpulan..

Saya sendiri sesudah bicara sekian menit kemudian banyak terdiam dan ngantuk yang hampir tidak bisa ditahan.

Bosan dengan retorika yang dibalut bahasa rumit supaya tampak cerdas dan terpaksa harus mendengarkan mereka sekian jam..

Dalam ajang seperti ILC ini memang dibutuhkan kelihaian moderator untuk memainkan apinya. Dan saya tidak melihat itu dari Bang Karni yang cuma membuka dan menutup acara. Entah kenapa tidak seperti acara ILC di awal2..

Ketika menerima undangan dari ILC, saya lebih menerimanya karena penasaran seperti apa sih berada di panggung seperti itu ? Bukan karena ingin mencari panggung apalagi popularitas dengan mendebat banyak orang menunjukkan dominasi saya.

Mirip seperti di medsos, dimana saya lebih ingin menyampaikan pikiran daripada mendebat orang yang komentar. Komentar silahkan saja, toh semua orang punya hak bicara..

Kalau masalah di buly mah sudah biasa, toh selama ini juga di buly. Anggap saja sedang ada di kebun binatang dan kebetulan ada di samping kandang..

ILC buat saya lebih kepada ingin mencari pengalaman daripada ingin tampak hebat dengan semua argumen2 pembenaran.

Dan saya harus memahami bahwa ILC tetap saja acara tv yang lebih membutuhkan rating daripada mencari kejelasan.

Sekali-sekali memang harus ada disana untuk melihat seperti apa kondisi sebenarnya. Melihat kondisi riil dibalik kemegahan sebuah acara dengan pernik2nya..

Ah tidak seenak ngopi di warkop tentunya..,”

Loading...

You May Also Like