Polri sebut Video Pidato Kapolri Dipotong. Siapa Yang Motong?

Video ucapan Kapolri Jenderal Polisi Muhammad Tito Karnavian yang menimbulkan polemik telah mengalami penyuntingan. Hal itu disampaikan Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Polri Brigjen Mohammad Iqbal dan menyebut video tersebut telah dipotong.

Loading...

“Bahwa video itu rekaman tahun 2017 tanggal 8 Februari di pondok pesantren KH Ma’ruf Amin dan itu sudah dipotong-potong, jadi kalimat tidak utuh,” kata Iqbal di kediaman Kapolri, Jakarta Selatan, Rabu (31/1), dilansir Republika.

Kalimat tidak utuh, kata Iqbal, pun berpotensi menyampaikan pesan yang tidak utuh juga. Sehingga akhirnya menimbulkan interpretasi masing-masing. “Bahkan beberapa pihak dalam tanda petik menyalahkan Pak Kapolri,” ujarnya.

Menurut Iqbal, dalam video yang tersebar banyak yang dipotong baik segi konten maupun konteks. Soal konteks, Iqbal mengatakan pidato itu terlontar saat panasnya Pilkada DKI Jakarta. Menurutnya, Kapolri justru menyampaikan ke semua jajaran untuk lebih memperkuat tali silaturahim.

“Konteksnya pada bulan Februari itu sedang hangat-hangatnya situasi Pilkada DKI bahwa kapolri memotivasi dan menyampaikan ke seluruh jajaran untuk lebih memperkuat tali silaturahmi untuk semua ormas islam,” jelasnya.

Pada Rabu (31/1) siang ini, Ketua salah satu ormas Islam, Syarikat Islam, Hamdan Zoelva mengunjungi kediaman Kapolri. Pada kesempatan itu, kata Iqbal, Kapolri telah menyampaikan klarifikasinya. “Ternyata setelah adanya silaturahmi ini semua terbuka bahwa maksud pak kapolri didalam video itu berbeda sekali. Tidak ada maksud menyudutkan pihak tertentu,” katanya.

Meski menemukan adanya pemotongan di video, Iqbal menyatakan, Polri belum berniat pelaku pemotongan maupun penyebar video tersebut. Langkah yang akan dilakukan Kapolri saat ini adalah untuk bersilaturahmi dan tabbayun dengam ormas Islam.

Sebelumnya sebuah video ucapan Kapolri Jenderal Polisi Muhammad Tito Karnavian menuai polemik setelah menyatakan bahwa akan merangkul ormas Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah di semua lini. Ucapan Tito yang menyebut organisasi lain merontokkan negara pun menuai protes dari sejumlah pihak.

Adapun penggalan ucapan Tito yang dipermasalahkan dalam video yang beredar di Media Sosial adalah:

“Semua Kapolda saya wajibkan untuk membangun hubungan dengan NU dan Muhammadiyah tingkat provinsi. Semua Polres wajib membuat kegiatan-kegiatan untuk memperkuat para pengurus cabang di tingkat kabupaten dan kota. Para Kapolsek wajib untuk di tingkat kecamatan bersinergi dengan NU dan Muhammadiyah, jangan dengan yang lain. Dengan yang lain itu nomor sekian, mereka bukan pendiri negara, mau merontokkan negara malah iya”.

Loading...

You May Also Like

Silahkan berkomentar